KLENTENG
HOK
TEK BIO PURWOKERTO
Oleh
:
1. Adam
Satria Alamsyah ( 02 )
2. Afif
Saifudin ( 06 )
3. Bima
Fajar Santoso ( 18 )
4. Candra
Fajar Juliyanto ( 19 )
5. Hermansyah ( 31 )
Kelas
:
X
MULTIMEDIA 1
SMK
NEGERI 2 PURWOKERTO 2015
HALAMAN MOTTO






(Abraham
Lincoln)


(Bill
Clinton)


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang atas rahmat Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Klenteng HOK TEK BIO Purwokerto” .
Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata pelajaran
Sejarah di SMK Negeri 2 Purwokerto untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai
wisata sejarah di Banyumas.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan, baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Melalui makalah ini kami menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada guru kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami serta pihak lain, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sebagai
anak bangsa Indonesia, sudah selayaknya kita bangga dengan apa yang kita miliki.
Berbagai macam keanekaragaman budaya yang terpampang dari Sabang sampai Merauke
ini dan telah tersohor di mata dunia. Indonesia memiliki potensi yang sangat
luar biasa dan dapat mengundang minat wisatawan domestik maupun mancanegara datang
untuk menyaksikannya.
Pada kenyataannya masih
banyak generasi muda yang kurang peduli terhadap aset bangsa ini. Bahkan di
lingkungan terdekat saja tidak mengetahui keberadaannya apalagi nilai
sejarahnya. Bagaimana kita bisa mencintainya kalau kita tidak mengenal.
Sudah selayaknya kita
sebagai generasi penerus bangsa ini seharusnya tidak tinggal diam begitu saja
terhadap kekayaan budaya kita. Mari kita bersama-sama mulailah dari mencintai
budaya kita sendiri lalu kita pelajari. Kemudian kenalkanlah dan buktikanlah
kepada dunia bahwa Indonesia itu ada, Indonesia pun merupakan salah satu bagian
dari bangsa, negara yang kaya, kaya akan hasil buminya dan juga khususnya
untuk budaya yang sangat beranekaragam
yang terpampang disini.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah berdirinya klenteng ini ?
2. Penghargaan
apa yang telah diraih oleh klenteng ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH KLENTENG HOK
TEK BIO
Klenteng Hok Tek Bio terletak di Jalan Pemotongan no. 3 Kelurahan Purwokerto Utara, Kecamatan Purwokerto
Timur, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, atau tepatnya berada di
belakang Pasar Wage, Purwokerto. Sebelum berdiri pusat perdagangan bernama
Pasar Wage, daerah ini merupakan pusat pemerintahan sebuah kadipaten, di bawah
administrasi Adipati Pancurawis, dengan lokasi yang saat ini menjadi Pasar Wage
merupakan sebuah alun-alun.(Keberadaan kadipaten Pancurawis ini masih harus
dicek akurasi sejarahnya karena di masa Kesultanan Demak dan Mataram tidak
ditemukan nama kadipaten tersebut). Kita namakan kelenteng Hok Tek Bio Pasar
Wage karena letaknya di belakang Pasar Wage, Purwokerto, dan berdirinya
kelenteng memang tidak lepas dari adanya pasar terbesar di kota Purwokerto ini.
Itu sebabnya tuan rumah Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage adalah Dewa Bumi, yang
dipuja para pedagang agar mendapatkan rezki berlimpah dalam menjalankan
usahanya.
Saat lokasi yang sekarang menjadi Pasar Wage menjadi pusat
pemerintahan, banyak pedagang asongan dari Cina yang menawar dagangannya kepada
masyarakat sekitar kadipaten, yang makin lama makin banyak pedagang asongan
yang berjualan di situ sampai akhirnya merambah hingga alun-alun. Dengan
surutnya Kadipaten Pancurawis tersebut para pedagang asongan tersebut bermalam
di teras Kadipaten dan melakukan sembahyang di situ. Alun-alun
yang sudah terlanjur menjadi ramai menjadi lokasi para pedagang Cina tersebut,
oleh Gubernemen ditetapkan menjadi pasar yang kemudian berkembang menjadi besar
dan sejak itu menjadi Pasar Wage.
Sedangkan, teras kadipaten yang biasanya menjadi tempat mangkal pedagang asongan Cina lambat laun berubah menjadi Klenteng Hok Tek Bio seiring surutnya Kadipaten Pancurawis. Klenteng Hok Tek Bio diperkirakan berdiri sekitar tahun 1831 oleh pedagang Cina yang sering bermalam di teras tersebut, yang dipimpin oleh Oey Yoe Wan.Semula klenteng ini hanya sebuah bangunan biasa yang menyerupai rumah joglo, yang berfungsi sebagai tempat peribadatan pemeluk agama Tao.
Sedangkan, teras kadipaten yang biasanya menjadi tempat mangkal pedagang asongan Cina lambat laun berubah menjadi Klenteng Hok Tek Bio seiring surutnya Kadipaten Pancurawis. Klenteng Hok Tek Bio diperkirakan berdiri sekitar tahun 1831 oleh pedagang Cina yang sering bermalam di teras tersebut, yang dipimpin oleh Oey Yoe Wan.Semula klenteng ini hanya sebuah bangunan biasa yang menyerupai rumah joglo, yang berfungsi sebagai tempat peribadatan pemeluk agama Tao.
Setelah dua kali direnovasi, yaitu pada tahun 1879 kemudian
renovasi kedua pada tahun 1987 bentuknya menjadi khas seperti sekarang. Baik
atap maupun dinding serta ornamennya memiliki bentuk bangunan bergaya khas Cina. Klenteng ini
berdiri pada tahun 1879, awalnya tempat ini belum bernama klenteng tetapi
sebagai tempat berkumpulnya masyarakat tionghoa. Pada saat itu mereka berniat
untuk berdagang atau yang lainnya
sesuai dengan yang diinginkannya. Tempat tersebut didirikan oleh oey yoewae.Nama Klenteng Hok Tek Bio diambil
dari nama dewa Bumi (sesuai dengan tuan rumahnya dan agamanya).
B. PERKEMBANGAN
KLENTENG HOK TEK BIO
Perkembangan
pada Klenteng Hok Tek Bio terjadi pada tahun 1987 yang ditandai dari setiap
element yang rusak sudah di perbarui,dan bangunan yang dulunya masih kecil
sudah mulai di perbesar. Di Klenteng Hok Tek Bio telah dilengkapi beberapa Altar beserta nomer
urutnya untuk beribadah di klenteng ini yang berasal dari
luar kota.Penghargaan yang telah diraih oleh Klenteng Hok Tek Bio yaitu Replika
Naga dari Jerami. Klenteng Hok Tek Bio bersifat Universal yang berasal dari macam-macam agama
yang dimana itu dilaksanakan dengan cara atau do’a menurut keyakinan dan
kepercayaan masing-masing,mereka dapat
berdo’a menggunakan upa yang merupakan alat
sebagai komunikasi/do’anya.Tetapi
walaupun semuanya berasal dari agama yang berbeda ,Klenteng Hok Tek Bio
menerapkan prinsip bahwa tujuannya
sebagai penghubung kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
C. BAGIAN
– BAGIAN KLENTENG
1. Gerbang
Klenteng
Gerbang masuk pada klenteng HOK TEK BIO tersebut didominasi warna merah
kuning dan ornamen khas klenteng seperti sepasang naga yang sedang berebut
mustika pada atap (wuwungan) gerbang.
Ada juga sepasang ciok say (patung singa) berwarna
hijau di bagian depan gerbang. Di sebelah kiri adalah singa jantan yang
memegang uang logam cina (gobok) sedangkan di sebelah kanan adalah singa betina
yang sedang menimang anaknya.
2. Pintu
Bagian Dalam
Pada bagian pintu dalam klenteng terdapat sepasang naga emas yang melilit
pilar dengan sisik perut dan punggung berwarna kemerahan. Disamping kanan dan
kiri pintu terdapat mural dewa yang berdiri melayang diatas awan, berpakaian
perang dan pedang terhunus memandang setiap tamu yang memasuki gerbang.
3. Altar
Thian
Ini merupakan altar konghucu untuk menyembah dewa langit, Genta Rohani
berwarna keemasan lambang konghucu terlihat pada dindingyang menjadi perlambang
penyuluh bagi umat konghucu.
4. Altar
Guan Yu (Kwan Kong)
Ini merupakan altar Yuan Yu untuk menyembah dewa
pelindung perdagangan, kesustraan dan dewa pelindung rakyat dari petaka perang
Kwan.
D. KLENTENG
HOK TEK BIO SEBAGAI WISATA SEJARAH
Selain sebagai tempat ibadah bagi umat Budha, Klenteng Hok Tek Bio juga
merupakan tempat wisata yang bersejarah. Artinya, Klenteng Hok Tek bisa menjadi
tujuan bagi wisatawan, baik lokal maupun manca negara. Seperti halnya
tempat-tempat wisata lainnya di Masjid Ceng Ho (Purbalingga), Masjid Saka
Tunggal (Banyumas), Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan sebagainya.
Apabila pemerintah maupun warga Banyumas semakin peduli dengan
peninggalan sejarah di Kabupaten Banyumas, bukan tidak mungkin akan semakin
ramai dikunjungi bahkan bisa mendatangkan pendapatan daerah.
Oleh karena itu, sebagai warga Banyumas, kita harus bangga dan ikut serta
menjaga kelestarian budaya bangsa Indonesia.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Klenteng ini berdiri
pada tahun 1879, awalnya tempat ini belum bernama klenteng tetapi sebagai
tempat berkumpulnya masyarakat tionghoa. Pada saat itu mereka berniat untuk
berdagang atau yang lainnya
sesuai dengan yang diinginkannya. Tempat tersebut
didirikan oleh oey yoewae.Nama
Klenteng Hok Tek Bio diambil dari nama dewa Bumi
(sesuai dengan tuan rumahnya dan agamanya).
Perkembangan
pada Klenteng Hok Tek Bio terjadi pada tahun 1987 yang ditandai dari setiap
element yang rusak sudah di perbarui,dan bangunan yang dulunya masih kecil
sudah mulai di perbesar. Di Klenteng Hok Tek Bio telah dilengkapi beberapa Altar
beserta nomer urutnya untuk beribadah di klenteng ini yang berasal dari
luar kota.
B.
Saran
Menurut kami klenteng
itu harus tetap terjaga dan terawat karena, itu juga merupakan tempat yang
bersejarah walaupun sekedar bangunan ibadah. Tetapi mempunyai banyak sejarah
tentang perkembangan masyarakat tionghoa dalam menyebarkan agamanya di
Purwokerto.
Oleh karena itu kita
harus bangga menjadi anak bangsa yang mempunyai beranekaragam suku, ras, budaya,
dan agama. Ayo lestarikan tempat bersejarah di sekitar kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar